Pages

Selasa, 07 Mei 2013

Pelaminan Adat Banjar








Minggu, 05 Mei 2013

Kembang Rampai

Kembang Rampai dari Buku Busana Pengantin Adat Banjar
by
Kawang Yoedha


Busana mampu mencerminkan tingkat dan nilai budaya bangsa, khususnya busana adat yang mempunyai bentuk dan ciri khas tertentu serta mengandung Makna dan Estetika yang harus dipertahankan, seiring perkembangan zaman banyak tatanan dan aturan yang berubah sesuai kondisi namun hendaknya perubahan
itu tidak mengubah Esensi dan Pakem Dasar busana itu sendiri.

Dalam perkembangannya busana pengantin adat Banjar banyak mengalami pergeseran bentuk yang sangat signifikan, misalnya mahkota yang dipakai atau amarnya bentuknya bukan pertemuan 2(dua) ekor naga tapi Mahkota Pengantin Eropa yang jelas sangat berbeda baik dipandang dari filosofi, makna hingga essensinya.

Fenomena itulah yang mendorong kami sejak lama ingin membuat buku ini.Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, buku ini dapat selesai dan diterbitkan dengan Judul Buku "BUSANA PENGANTIN ADAT BANJAR" Harapan kami buku ini dapat menjadi panduan para pelaku bisnis perkawinan mulai dari Perias Pengantin, Penata Busana dan Pengrajin / Perangkai Bunga Pengantin, tetapi yang lebih mendasar kami ingin mensosialisasikan ke masyarakat luas juga ke komunitas perias Pengantin mengenai busana adat pengantin banjar yang sudah dibakukan seiring bergesernya bentuk dan pakem busana pengantin banjar agar lebih mencintai dan mengenal lebih dalam Budaya Tradisioal yang mempunyai sejarah "Adi Luhung" dan selain itu yang lebih nyata turut melestarikan kekayaan khasanah budaya nusantara yang multi kultural.

Semoga Kreatifitas ini mempunyai arti yang "UNIVERSAL" kala mengacu pada Keindahan, kebaikan dan Kebenaran yang hakiki.

untuk mendapatkan bukunya hubungi :
kawangyoedha@gmail.com
0811510234

Tentang Kawang Yoedha


Dwi Kawang Yoedha, SH lahir di Bangkalan 3 Februari 1961. Pendidikan formalnya diselesaikan di Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat, tapi Kawang Yoedha lebih dikenal sebagai penyanyi juara dari berbagai festival, koreografer dan instruktur model, penata busana dan penata rias termasuk tata rias pengantin tradisional Banjar.

Bungsu dari 2 (dua) bersaudara putra pasangan dari ayah Sakad Soetarto dan Ibu Katirah Soeryani ini sejak kecil memang aktif menggeluti dunia seni seperti menari dan menyanyi dalam acara 17 Agustus an, walaupun dilahirkan sebagai anak kolong dari keluarga ABRI tapi jiwa seninya tidak pernah ditinggalkan bahkan terus digalinya dan di tahun 1983 Kawang Yoedha dinobatkan sebagai wakil II Nanang Banjar.

Sejak itulah mulai mencintai keanekaragaman Budaya Banjar dan terus mempelajarinya baik melalui beberapa nara sumber maupun literatur tentang Budaya Banjar.Menggeluti dunia seni mulai dari nyanyi, model, penata busana dan penata rias pengantin termasuk yang tradisional selama 25 tahun lebih dan sebagai pekerja seni berbagai pergelaran seni bernuansa Banjar telah dipergelarkannya bersama Yayasan Mendulang dan Puri Ayu yang di pimpinnya seperti ;

• Lomba Busana Kebaya Getang dan Kebaya Rangkap Tahun 1992

• Pertukaran Budaya antara Pawadahan Nanang Galuh Banjar dan Paguyuban Cak Ning Surabaya
di Surabaya Tahun 1997

• Malam Dundang di Seribu Sungai ”Lagu-lagu Banjar Karya Bapak Alm. A. Thamrin dan Bapak H. Anang Ardiansyah” Tahun 2002

• The Banjarese Night ”Pagelaran Seni Budaya Banjar” yang dihadiri oleh 23 Duta Besar di
Hotel Borobudur Jakarta Tahun 2004

• Pemberian Penghargaan kepada Seniman dan Budayawan Kalimantan Selatan dalam acara ”Borneo
Award Tahun 2003 dan Tahun 2006

Berbagai pengalaman inilah yang kemudian dituangkan dalam bentuk Buku Busana Pengantin Adat Banjar dengan harapan agar bentuk busana dan tata rias pengantin adat Banjar tetap bisa dipertahankan dimasa mendatang.Semoga awal pembuatan Buku Busana Pengantin Adat Banjar ini akan berlanjut dengan pembuatan buku busana adat Banjar yang lainnya seperti Busana Adat Banjar sehari – hari.

Kamis, 07 Maret 2013

Pengantin Adat Banjar